Rabu, 29 Februari 2012

Menggapai Mimpi


Menggapai Mimpi

Akan ku wujudkan mimpi-mimpiku
Melewati dunia yang bergejolak
Pahit, manisnya kehidupan
 Ingin kusaksikan pancaran sinar kebagiaan orang-orang tercinta

Kupersembahkan untuk orang-orang yang berperan penting dalam hidupku,
Aku belum bisa memberikan sesuatu yang bernilai
Hanya alunan do’a-do’a dalam setiap hembusan nafasku

Shalwat serta salam sllu ku panjatkan untuk sang Maha Agung
Jalan yang berliku-liku,
banyak rintangan untuk melewatinya,
namun ku akan coba dengan sllu di iringi Bacaan basmalah.
Lubang-lubang,
dan suara-suara anjing liar ku tak peduli,
demi cita-citaku

Sabtu, 25 Februari 2012

Siapa ya jodohku?

            Kapan kamu menikah? Usiamu sekarang sudah 28 tahun, sampai kapan kamu hidup sendiri, lihat teman-temanmu sudah menikah, bahkan sudah punya anak. Ibu yang duduk di depanku dengan ucapan yang sedikit menekan. Aku hanya menunduk, dan menjawab serahkan pada Allah bu, Allah masih menunggu waktu yang tepat, kapan Dila ditemukan dengan jodoh Dila.
Suatu malam Dila masih berfikir, apa yang dikatakan ibunya. Ibunya menginginkan agar Dila cepat menikah, karena usianya yang sudah memasuki 28 tahun. Usia yang cukup tua, bagi seorang perempuan. Sampai sekarang belum ada laki-laki yang meminangnya. Dila selalu berdo’a  memohon kepada Allah, agar segera ditemukan jodoh, tapi mungkin Allah punya kehendak lain, dan yang terbaik buat Dila. Bukan hanya orang tua, tetangga pun selalu membicarakan tentang Dila.
Dila hanya pasrah dan tawakal.
“Tetesan air mata di pipinya, siapa sih yang tidak ingin menikah? Dila berkata dala hati.”
            Pagi-pagi sekali Dila berangkat kerja. Sampai di perjalanan bertemu denga Dewi temannya. “ Dila kamu nanti pulang kerja jam berapa? Nanti aku ingin bersilaturahmi kerumah kamu” kata Dewi. Jam 4 sore Dewi, iya lama tidak ngobrol bareng kamu, aku tunggu di rumah nanti Dew, sampai bertemu nanti. Langkah Dila melanjutkan perjalananya, sampai bertemu dengan sopir angkot. Dan Dila memberhentikannya. Sampai kantor Dila melakukan aktivitasnya, sebagai seorang accounting perusahaan.
            Perjalanan pulang Dila tergesa-gesa, karena sudah ada janji dengan Dewi jam 4.
Sesampai di rumah Dewi sudah menunggu di sana.
“ Sudah lama dew?” sapa Dila. Baru kok Dil? Eh aku mau ngomong sesuatu agak serius nih? Ujar Dewi dengan suara sedikit pelan, agar tidak terdengar orang. Dila bingung apa yang mau diomongin Dewi, gak biasanya dia begini, biasanya ngomong tinggal ngomong, mungkin kali ini serius banget pikir Dila dan penasaran.
Mau ngomong apa sih Dew, bikin penasaran aja ah kamu.
Sedikit mendekat Dewi ke sebelah Dila, jarak mereka tadi agak berjauhan. Begini Dila, Anton tetanggaku, kakak kelas kita waktu SMP itu, nanyakin kamu, dia ingin meminangmu, apakah kamu bersedia?
Dengan perasaan bercampur baur, kaget, dan sedikit resah, senang juga, karena lelaki itu, pernah buat Dila kagum, dan selalu melintas dipikiran Dila dulu. Lelaki yang sholeh diidolakan banyak perempuan.
Bingung ingin berkata apa Dila, apakah ini do’a-do’aku selama ini? Mungkinkah laki-laki ini yang Allah janjikan padaku. Jika memang iya, semoga menjadi berkah.
            Hari berganti hari, waktu berganti waktu, keesokan harinya, Anton datang ke rumah Dila untuk meminangnya. Dan orang tua Dila menyambutnya dengan baik.
Allah menciptakan manusia hidup berpasang-pasangan, tapi tidak bisa ditebak dengan siapa berpasangan. Hanya Allah yang tahu. Allah yang menentukan jodoh manusia. Dan Allah pasti memberikan yang terbaik dan adil.
            
#Satu Jam Menulis Serentak Milad FLP